A. KARYA
ILMIAH DAN NON ILMIAH
Pengertian
Karangan yang terdiri
dari beberapa paragraf, masing-masing dari paragraf tersebut berisi
pikiran utama dan diikuti oleh
pikiran-pikiran penjelas. Sebuah paragraf belum
tentu dapat berwujud keseluruhan karangan.
Namun, sebuah paragraf sudah bisa memberikan
suatu informasi kepada pembaca karena ada
kalanya suatu karangan hanya berisi satu
paragraf saja sehingga dalam karangan tersebut hanya berisi satu pikiran
pokok. Karangan adalah bentuk
tulisan yang mengungkapkan pikiran dan perasaan pengarang dalam satu kesatuan
tema yang utuh. Karangan diartikan pula dengan rangkaian hasil pikiran atau
ungkapan perasaan ke dalam bentuk tulisan yang teratur. Ada beberapa pengertian karangan menurut para
ahli yang dapat kita simak :
1. Sirait, dkk (1985: 1) memberi
batasan pengertian karangan adalah setiap tulisan yang
diorganisasikan yang mengandung isi dan ditulis untuk suatu tujuan tertentu
biasanya berupa tugas di kelas.
2. Widyamartaya (1990) mengatakan
bahwa mengarang dapat dipahami sebagai keseluruhan rangkaian kegiatan seseorang
dalam mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada
pembaca untuk dipahami dengan tepat seperti yang dimaksud oleh pengarang.
3. Karangan merupakan suatu proses
menyusun, mencatat, dan mengkomunikasikan makna dalam tataran ganda, bersifat
interaktif dan diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu dengan menggunakan
suatu sistem tanda konvensional yang dapat dilihat. Karangan terdiri dari
paragraf-paragraf yang mencerminkan kesatuan makna yang utuh.
4. Menurut Keraf (1994: 2)
pengertian karangan adalah bahasa tulis yang merupakan rangkaian kata demi kata
sehingga menjadi sebuah kalimat, paragraf, dan akhirnya menjadi sebuah wacana
yang dibaca dan dipahami.
Berdasarkan pengertian karangan di atas dapat disimpulkan
bahwa yang dimaksud dengan karangan adalah hasil rangkaian kegiatan seseorang
dalam mengungkapkan gagasan atau buah pikirannya melalui bahasa tulis yang
dapat dibaca dan dimengerti oleh orang lain yang membacanya.
Macam, Sifat dan Bentuk Karangan
A.
Macam – macam Karangan Ilmiah
·
Laporan penelitian : Laporan yang ditulis
berdasarkan penelitian. Misalnya laporan penelitian yang didanai oleh Fakultas
dan Universitas, laporan ekskavasi arkeologis yang dibiayai oleh Departemen
Kebudayaan, dsb.
·
Skripsi : Tulisan ilmiah untuk mendapatkan
gelar akademik sarjana strata satu (Si).
·
Tesis. Tulisan ilmiah untuk mendapatkan gelar
akademik strata dua (S2), yaitu Master.
·
Disertasi : Tulisan ilmiah untuk mendapat
gelar akademik strata tiga (S3), yaitu Doktor.
·
Surat pembaca : Surat yang berisi kritik dan
tanggapan terhadap isi suatu tulisan ilmiah.
·
Laporan kasus : Tulisan mengenai kasus-kasus
yang ada yang dilandasi dengan teori.
B.
Sifat – sifat Karangan Ilmiah
·
Karya ilmiah harus merupakan pembahasan suatu
hasil penelitian (faktual objektif). Faktual objektif adalah adanya kesesuaian
antara fakta dan objek yang diteliti. Kesesuaian ini harus dibuktikan dengan
pengamatan atau observasi.
·
Karya ilmiah bersifat metodis dan sistematis.
Artinya, dalam pembahasan masalah digunakan metode atau cara-cara tertentu
dengan langkah-langkah yang teratur dan terkontrol melalui proses
pengidentifikasian masalah dan penentuan strategi.
·
Dalam pembahasannya, tulisan ilmiah
menggunakan ragam bahasa ilmiah. Dengan kata lain, ia ditulis dengan menggunakan
kode etik penulisan karya ilmiah. Perbedaan-perbedaan inilah yang dijadikan
dasar para ahli bahasa dalam melakukan pengklasifikasian.
C.
Bentuk Karangan Ilmiah
Karangan ilmiah adalah biasa disebut karya ilmiah, yakni laporan
tertulis dan diterbitkan yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang
telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika
keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.
Ada berbagai jenis karya ilmiah, antara lain laporan penelitian, makalah seminar atau simposium, dan artikel jurnal yang pada dasarnya kesemuanya itu merupakan produk dari kegiatan ilmuwan. Data, simpulan, dan informasi lain yang terkandung dalam karya ilmiah tersebut dijadikan acuan bagi ilmuwan lain dalam melaksanakan penelitian atau pengkajian selanjutnya.
Di perguruan tinggi, khususnya jenjang S1, mahasiswa dilatih untuk menghasilkan karya ilmiah seperti makalah, laporan praktikum, dan skripsi (tugas akhir). Skripsi umumnya merupakan laporan penelitian berskala kecil, tetapi dilakukan cukup mendalam. Sementara itu, makalah yang ditugaskan kepada mahasiswa lebih merupakan simpulan dan pemikiran ilmiah mahasiswa berdasarkan penelaahan terhadap karya-karya ilmiah yang ditulis oleh para pakar dalam bidang persoalan yang dipelajari. Penyusunan laporan praktikum ditugaskan kepada mahasiswa sebagai wahana untuk mengembangkan kemampuan menyusun laporan penelitian
Ada berbagai jenis karya ilmiah, antara lain laporan penelitian, makalah seminar atau simposium, dan artikel jurnal yang pada dasarnya kesemuanya itu merupakan produk dari kegiatan ilmuwan. Data, simpulan, dan informasi lain yang terkandung dalam karya ilmiah tersebut dijadikan acuan bagi ilmuwan lain dalam melaksanakan penelitian atau pengkajian selanjutnya.
Di perguruan tinggi, khususnya jenjang S1, mahasiswa dilatih untuk menghasilkan karya ilmiah seperti makalah, laporan praktikum, dan skripsi (tugas akhir). Skripsi umumnya merupakan laporan penelitian berskala kecil, tetapi dilakukan cukup mendalam. Sementara itu, makalah yang ditugaskan kepada mahasiswa lebih merupakan simpulan dan pemikiran ilmiah mahasiswa berdasarkan penelaahan terhadap karya-karya ilmiah yang ditulis oleh para pakar dalam bidang persoalan yang dipelajari. Penyusunan laporan praktikum ditugaskan kepada mahasiswa sebagai wahana untuk mengembangkan kemampuan menyusun laporan penelitian
Ciri Ciri Karangan Ilmiah
1.
Kejelasan. Artinya semua yang dikemukakan tidak samar-samar,
pengungkapan maksudnya tepat dan jernih.
2.
Kelogisan. Artinya
keterangan yang dikemukakan masuk akal.
3.
Kelugasan. Artinya pembicaraan langsung pada hal yang pokok.
4.
Keobjektifan. Artinya semua keterangan benar-benar aktual,
apa adanya.
5.
Keseksamaan. Artinya berusaha untuk menghindari diri dari
kesalahan atau kehilafan betapapun kecilnya.
6.
Kesistematisan. Artinya semua yang dikemukakan disusun
menurut urutan yang memperlihatkan kesinambungan.
7.
Ketuntasan. Artinya segi masalah dikupas secara mendalam dan
selengkap lengkapnya.
Cirri cirri Karangan Non-Ilmiah
1.
Ditulis berdasarkan fakta pribadi.
2.
Fakta yang disimpulkan subyektif.
3.
Gaya bahasa konotatif dan populer.
4.
Tidak memuat hipotesis.
5.
Penyajian dibarengi dengan sejarah.
6.
Bersifat imajinatif.
7.
Situasi didramatisir.
8.
Bersifat persuasif.
9.
Tanpa dukungan bukti.
Ciri cirri karangan Populer
1.
Ditulis berdasarkan fakta pribadi;
2.
Fakta yang disimpulkan subjektif;
3.
Gaya bahasa formal dan popular;
4.
Mementingkan diri penulis;
5.
Melebih-lebihkan sesuatu;
6.
Usulan-usulan bersifat argumentative; dan Bersifat persuasive.
B. METODE ILMIAH
Pengertian
Secara sederhana, pengertian
metode ilmiah adalah langkah kerja yang dilakukan oleh para peneliti dalam
menjawab masalah yang ada.
Dalam buku Schaum outline
dijelaskan bahwa pengertian metode ilmiah atau metode saintifik adalah langkah
langkah kerja rutin dari saintis saintis aktif seiring dibimbingnya mereka oleh
keingintahuan untuk mempelajari keteraturan dan hubungan di antara fenomena
fenomena yang mereka pelajari.
Penerapan memikiran sehat
setepat-tepatnya dalam penelitian dan analisis data juga merupakan
pengertian metode ilmiah atau metode saintifik.
Dalam pengertian metode ilmiah
yang terbaharui, dikembangkan oleh Francis Bacon (1561-1626) bahwa pengertian
metode ilmiah adalah serangkaian langkah langkah berupa melakukan identifikasi
masalah, mengumpulkan data dalam cakupan masalah yang ada, memilah data untuk
mencari hubungan, merumuskan hipotesis atau dugaan ilmiah sementara, menguji
hipotesis secara tepat dan mengonfirmasi hipotesis/dugaan ilmiah apabila
terdapat temuan temuan baru dalam eksperimen yang dilakukan. Langkah langkah
ilmiah tersebut dilakukan secara sistematis dan berurut.
Sederhananya, Metode ilmiah adalah cara para saintis untuk
memecahkan masalah yang dihadapi melalui tahapan tahapan tertentu, antara lain
meliputi melakukan pengamatan, penyusun hipotesis, melakukan percobaan, dan
menarik kesimpulan.
Saintis atau para peneliti bekerja dengan mengembangkan metode ilmiah dan sikap ilmiah. Sikap ilmiah tersebut antara lain rasa ingin tahu dan mengembangkan keingintahuan, terbuka, jujur terhadap fakta serta bersifat terbuka.
Saintis atau para peneliti bekerja dengan mengembangkan metode ilmiah dan sikap ilmiah. Sikap ilmiah tersebut antara lain rasa ingin tahu dan mengembangkan keingintahuan, terbuka, jujur terhadap fakta serta bersifat terbuka.
Tujuan Mempelajari
Metode Penulisan Ilmiah
Tujuan adalah salah satu bentuk harapan untuk dimasa yang
akan datang. Untuk karena itu dalam penulisan ilmiah kita tidak bias asal tulis
atau tidak mengindahkan kaidah-kaidah dala penulisan ilmiah. Dalam penulisan
ini kita harus mempunyai metodenya agar tulisan kita dapat dipahami dan
dimengerti oleh si pembaca dikemudian hari. Ini adalah beberapa tujuan kita
mempelajari metode ilmiah :
·
Meningkatkan keterampilan dalam mengorganisasikan dan
menyajikan fakta secara sistematis
·
Meningkatkan keterampilan dalam menulis berbagai karya tulis
·
Meningkatkan
pengetahuan tentang mekanisme penulisan karangan ilmiah
Sikap Ilmiah
1.
Objektif
: Seorang peneliti dalam mengemukakan hasil penelitiannya tidak boleh
dipengaruhi oleh perasaan pribadinya, tetapi harus berdasarkan kenyataan
(fakta) yang ada.
2.
Rasa
Ingin Tahu yang Tinggi : Seorang peneliti harus selalu memiliki rasa ingin tahu
yang tinggi terhadap objek yang terdapat di lingkungannya (peduli terhadap
lingkungannya).
3.
Jujur
: Seorang peneliti harus dapat menerima apa pun hasil penelitiannya, dan tidak
boleh mengubah data hasil penelitiannya.
4.
Berpikir
secara Terbuka : Seorang peneliti mau menerima kritik dari orang lain, dan
mendengarkan pendapat orang lain.
5.
Memiliki
Kepedulian : Seorang peneliti mau mengubah pandangannya ketika menemukan bukti
yang baru.
6.
Teliti
: Seorang peneliti dalam melakukan penelitian harus teliti dan tidak boleh melakukan
kesalahan, karena dapat mempengaruhi hasil penelitiannya.
7.
Tekun
: Seorang peneliti harus tekun dan tidak mudah putus asa jika menghadapi
masalah dalam penelitiannya.
8.
Berani
dan Santun : Seorang peneliti harus berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan
dan berargumentasi.
Langkah – langkah
penulisan Ilmiah
- Perumuskan
masalah : Ini merupakan langkah pertama metode ilmiah. Merumuskan masalah
bertujuan untuk memperjelas masalah. Dengan mengajukan beberapa atau
serangkaian pertanyaan terhadap masalah yang ada dan mengarahkannya
menjadi beberapa bagian apabila masalah utama terlalu besar.
- Melakukan
penyusunan rencana penelitian: Langkah kedua dalam metode ilmiah adalah
penyusunan rencana. Rencana penelitian dibuat dalam bentuk rancangan
penelitian. Bentuknya dengan membuat tujuan penelitian, melakukan
penyusunan hipotesis berdasarkan masalah dan data data yang ada sebelumnya
yang berhubungan dengan penelitian anda, kemudian menetapkan variabel
penelitian. Selanjutnya memilih alat dan bahan yang akan digunakan
sehingga penelitian tersebut dapat berjalan mulus, selanjutnya menetapkan
langkah kerja atau metode penelitian yang akan digunakan. Lalu menentukan
populasi dan sampel, cara pengambilan datanya serta cara menganalisis data
tersebut. Hal ini tentu saja dilakukan dengan membuat tinjauan pustaka
sehingga diperoleh data data yang berhubungan dan metode penelitian yang
telah dilakukan sebelumnya.
- Melakukan
penelitian: Ini merupakan langkah metode ilmiah yang dilakukan setelah
rencana penelitian atau proposal telah diterima. Penelitian sendiri
tergantung pada langkah penelitian atau metodologi penelitian yang anda
gunakan. Umumnya dimulai dari pengamatan langsung maupun tidak langsung.
Penelitian bertujuan untuk menguji hipotesis yang kita buat menggunakan
rancangan percobaan yang telah disusun. Pengetahuan terhadap peralatan
percobaan merupakan hal penting dalam pelaksanaan penelitian. Hindari
human error dalam pengambilan data penelitian anda. Berlatih menggunakan
peralatan percobaan merupakan cara belajar yang efektif untuk mengurangi
kesalahan kerja.
- Menyusun
kesimpulan penelitian : Setelah mengolah dan menganalisis data, langkah
metode ilmiah selanjutnya adalah penarikan kesimpulan.
Pembuatan kesimpulan penelitian harus berdasarkan pada hasil penelitian
dan tetap berpedoman pada pandangan yang objektif.
- Melakukan
penelitian perbaikan : Langkah metode ilmiah ini dapat anda lakukan
sendiri (lebih baik) atau dapat dilakukan oleh peneliti lain. Alasannya
adalah: Suatu penelitian akan menjadi menjadi valid secara ilmiah apabila
penelitian tersebut dapat diuji ulang baik oleh peneliti yang lain. Oleh
karena itu, seluruh teori yang ada pasti terdapat banyak peneliti yang
menjadi kontributor.
- Menulis
laporan ilmiah: Langkah metode ilmiah ini sekarang ini menjadi suatu
kewajiban mutlak bagi anda sebagai peneliti untuk dapat dikatakan bernilai
ilmiah. Suatu hasil penelitian dipublikasikan agar hasil diperoleh dalam
penelitian tersebut dapat diketahui orang lain. Ada banyak jurnal ilmiah
yang menerbitkan hasil penelitian khususnya penelitian yang novel atau
bersifat baru dan inovatif. Dalam jurnal ilmiah, kerangka tulisan atauoutline dari
suatu laporan ilmiah disusun secara berurut dari judul, kata pengantar,
daftar isi, pendahuluan, bahan dan metode, hasil dan pembahasan, daftar
pustaka, dan juga lampiran.