Rabu, 01 April 2015

Pengembangan Ekonomi Kreatif yang Positif


Pendahuluan

Definisi ekonomi kreatif hinggga saat ini masih belum dapat dirumuskan secara jelas. Kreatifitas, yang menjadi unsur vital dalam ekonomi kreatif sendiri masih sulit untuk dibedakan apakah sebagai proses atau karakter bawaan manusia. Departemen Perdagangan Republik Indonesia (2008) merumuskan ekonomi kreatif sebagai upaya pembangunan ekonomi secara berkelanjutan melalui kreativitas dengan iklim perekonomian yang berdaya saing dan memiliki cadangan sumber daya yang terbarukan. Definisi yang lebih jelas disampaikan oleh UNDP (2008) yang merumuskan bahwa ekonomi kreatif  merupakan bagian integratif dari pengetahuan yang bersifat inovatif, pemanfaatan teknologi secara kreatif, dan budaya.

Departemen Perdagangan (2008) mengidentifikasi setidaknya 14 sektor yang termasuk dalam ekonomi kreatif, yaitu :

1.      Periklanan
2.      Arsitektur
3.      Pasar barang seni
4.      Kerajinan (handicraft)
5.      Desain
6.      Fashion
7.      Film, video, dan fotografi
8.      Permainan interaktif
9.      Musik
10.  Seni pertunjukan
11.  Penrbitan dan percetakan
12.  Layanan komputer dan piranti lunak
13.  Radio dan televisi
14.  Riset dan pengembangan

Sebagai contoh, adalah industri kreatif berupa distro yang sengaja memproduksi desain produk dalam jumlah kecil. Hal tersebut lebih memunculkan kesan eksklusifitas bagi konsumen sehingga produk distro menjadi layak untuk dibeli dan bahkan dikoleksi. Hal yang sama juga berlaku untuk produk garmen kreatif lainnya, seperti Dagadu dari Jogja atau Joger dari Bali. Kedua industri kreatif tersebut tidak berproduksi dalam jumlah besar namun ekslusifitas dan kerativitas desain produknya digemari konsumen.

Dr. Mari Elka Pangestu dalam Konvensi Pengembangan Ekonomi Kreatif 2009-2015 menyebutkan beberapa alasan mengapa industri kreatif perlu dikembangkan di Indonesia, antara lain :

1.    Memberikan kontibusi ekonomi yang signifikan
2.    Menciptakan iklimbisnis yang positif
3.    Membangun citra dan identitas bangsa
4.    Berbasis kepada sumber daya yang terbarukan
5.    Menciptakan inovasi dan kreativitas yang merupakan keunggulan kompetitif suatu bangsa
6.    Memberikan dampak sosial yang positif.

Pengembangan Ekonomi Kreatif sebagai Penggerak Sektor Wisata

Strategi pengembangan ekonomi kreatif sebagai penggerak sektor wisata dirumuskan sebagai berikut (Barringer) :
1.      Meningkatkan peran seni dan budaya pariwisata
2.      Memperkuat keberadaan kluster-kluster industri kreatif
3.      Mempersiapkan sumber daya manusia yang kreatif
4.      Melakukan pemetaan aset yang dapat mendukung munculnya ekonomi kreatif.
5.      Mengembangkan pendekatan regional, yaitu membangun jaringan antar kluster-kluster industri kreatif.
6.      Mengidentifikasi kepemimpinan (leadership) untuk menjaga keberlangsungan dari ekonomi kreatif, termasuk dengan melibatkan unsur birokrasi sebagai bagian dari leadership dan facilitator.
7.      Membangun dan memperluas jaringan di seluruh sektor
8.      Mengembangkan dan mengimplementasikan strategi, termasuk mensosialisasikan kebijakan terkait dengan pengembangan ekonomi kreatif dan pengembangan wisata kepada pengrajin. Pengrajin harus mengetahui apakah ada insentif bagi pengembangan ekonomi kreatif, ataupun pajak ekspor jika diperlukan.

Untuk mengembangkan kegiatan wisata, daerah tujuan wisata setidaknya harus memiliki komponen-komponen sebagai berikut (UNESCO, 2009) :
  1. Obyek/atraksi dan daya tarik wisata
  2. Transportasi dan infrastruktur
  3. Akomodasi (tempat menginap)
  4. Usaha makanan dan minuman
  5. Jasa pendukung lainnya (hal-hal yang mendukung kelancaran berwisata misalnya biro perjalanan yang mengatur perjalanan wisatawan, penjualan cindera mata, informasi, jasa pemandu, kantor pos, bank, sarana penukaran uang, internet, wartel, tempat penjualan pulsa, salon, dll)
Ekonomi kreatif dan sektor wisata merupakan dua hal yang saling berpengaruh dan dapat saling bersinergi jika dikelola dengan baik (Ooi, 2006). Konsep kegiatan wisata dapat didefinisikan dengan tiga faktor, yaitu harus ada something to see, something to do, dan something to buy (Yoeti, 1985). Something to see terkait dengan atraksi di daerah tujuan wisata, something to do terkait dengan aktivitas wisatawan di daerah wisata, sementara something to buy terkait dengan souvenir khas yang dibeli di daerah wisata sebagai memorabilia pribadi\ wisatawan. Dalam tiga komponen tersebut, ekonomi kreatif dapat masuk melaluisomething to buy dengan menciptakan produk-produk inovatif khas daerah.

Pada era tradisional, souvenir yang berupa memorabilia hanya terbatas pada foto polaroid yang menampilkan foto sang wisatawan di suatu obyek wisata tertentu. Seiring dengan kemajuan tekonologi dan perubahan paradigma wisata dari sekedar “melihat” menjadi “merasakan pengalaman baru”, maka produk-produk kreatif melalui sektor wisata mempunyai potensi yang lebih besar untuk dikembangkan. Ekonomi kreatif tidak hanya masuk melalui something to buy tetapi juga mulai merambah something to do dansomething to see melalui paket-paket wisata yang menawarkan pengalaman langsung dan interaksi dengan kebudayaan lokal.

Contoh bentuk pengembangan ekonomi kreatif sebagai penggerak sektor wisata dapat dilihat pada Tabel berikut :

Bentuk Pengembangan Ekonomi Kreatif sebagai Penggerak Sektor Wisata
Wisata
Ekonomi Kreatif
1. Something to see
· Festival (contoh : Jember Fashion Carnival)
· Proses kebudayaan (contoh : pembuatan kerajinan batik)
2. Something to do
Wisatawan berlaku sebagai konsumen aktif, tidak hanya melihat atraksi dan membeli souvenir tapi ikut serta dalam atraksi
3. Something to buy
Souvenir (handicraft atau memorabilia)
Sumber: Yoeti, 1985 dan diolah

Contoh Adaptasi Pengembangan Ekonomi Kreatif sebagai Penggerak Sektor Wisata di Kota Sukabumi
Wisata
Ekonomi Kreatif
1. Something to see
PAP Cikundul
2. Something to do
·     Pemandian Air Panas
·     Wisata Sungai
·     Wisata Seni Pertunjukan
·     Jual-Beli Mobil Second
·     dll..
3. Something to buy
Souvenir :
·     Kuliner khas Sukabumi
·     Batik Sukabumi
·     Kerajinan
·     Mainan Anak-anak
·     dll

Untuk mendukung pengembangan batik sukabumi misalnya sebagai bagian dari industri kreatif sekaligus penggerak wisata, perlu diciptakan linkage antara industri batik dan atraksi wisata Seni Kota Sukabumi. Outlet kerajinan batik sebaiknya diposisikan dekat dengan objek wisata, sehingga tercipta suatu sistem wisata; wisatawan berkunjung melihat atraksi wisata di objek wisata, makan di sekitar objek wisata, membeli oleh-oleh makanan khas, dilanjutkan dengan melihat sekaligus membeli batik Sukabumi sebagai souvenir.  

Tantangan Pengembangan Ekonomi Kreatif sebagai Penggerak Sektor Wisata
Pengembangan ekonomi kreatif sebagai penggerak sektor wisata walau terdengar sangat menjanjikan, namun tetap memiliki sejumlah tantangan. Tantangan tersebar terkait dengan keberlanjutan industri kreatif itu sendiri untuk menggerakkan sektor wisata. Trend wisata cenderung cepat berubah sehingga pengrajin dituntut untuk bisa menciptakan produk-produk kreatif dan inovatif. Di sisi lain, pengarajin juga tidak boleh terjebak pada selera pasar karena dapat menghilangkan orisinalitas dan keunikan produk (Syahram 2000). Ooi (2006), mengindentifikasi sejumlah tantangan pengembangan sebagai berikut :

1.   Kualitas poduk.
Dengan bertumpu pada pengembangan wisata, maka produk ekonomi kreatif akan lebih berorientasi pada selera wisatawan dan diproduksi dalam jumlah yang cukup banyak sebagai souvenir. Hal ini dapat mengakibatkan hilangnya keunikan ataupun nilai khas dari produk hasil ekonomi kreatif tersebut.

2.   Konflik sosial terkait dengan isu komersialisasi dan komodifikasi.
Pengembangan ekonomi kreatif melalui wisata seringkali n”mengkomersialisasikan” ruang-ruang sosial dan kehidupan sosial untuk dipertontonan pada wisatawan sebagai atraksi wisata. Bila tidak dikelola dengan melibatkan komunitas lokal, hal ini dapat berkembang menjadi konflik sosial, karena di beberapa komunitas terdpat ruang-ruang sosial yang bersifat suci dan tidak untuk dipertontonkan pada wisatawan.

3.   Manajemen ekonomi kreatif.
Dibutuhkan manajemen ekonomi kreatif yang baik, dengan salah satu fungsinya menentukan ”guideline” ekonomi kreatif mana yang harus dikembangkan dan mana yang sebaiknya tidak dikembangkan
Kesimpulan
Sinergi antara ekonomi kreatif dengan sektor wisata merupakan sebuah model pengembangan ekonomi yang cukup potensial untuk dikembangkan di Indonesia, termasuk Kota Sukabumi. Untuk mengembangkan ekonomi kreatif sebagai penggerak sektor wisata dibutuhkan konektivitas, yaitu dengan menciptakan outletproduk-prouk kreatif di lokasi yang strategsi dan dekat dengan lokasi wisata. Outlet tersebut dapat berupacounter atau sentra kerajinan yang dapat dikemas dalam paket-paket wisata. Outlet kerajinan berupa counter atau kios atau toko sebaiknya dikembangkan pada tempat wisata yang sudah popular seperti PAP Cikundul, Pusat oleh-oleh Mochi Kaswari, dll.. Pada sentra kerajinan wisatawan tidak hanya sekedar membeli souvenir, tetapi juga melihat proses pembuatannya dan bahkan ikut serta dalam proses pembuatan tersebut (souvenir sebagai memorabilia).

Menurut saya untuk pengembangan ekonomi kreatif di sector pariwisata sangat memungkinkan memajukan kesejahteraan masyarakat, selain mengurangi pengangguran, ekonomi kreatif ini memajukan pengetahuan masyarakat untuk berfikir kreatif dan ber inovatif. Ada baiknya pemerintah lebih memerhatikan hal-hal yang dapat membangun ekonomi masyarakat, misalnya seperti budaya di Yogyakarta, masyrakat di sana lebih mementingkan budaya mereka agar budaya mereka tidak hilang, melainkan dapat memajukan perekonomian di sana.

Sumber:


http://blog.kangendud.web.id/2011/12/konsep-pengembangan-pariwisata-berbasis.html

BAHAYA DARI MEROKOK

 Merokok, bukan lagi menjadi hal yang tabu bagi masyarakat Indonesia. Pada jaman modern ini merokok sudah menjadi gaya hidup bagi masyarakat ibukota, bukan hanya untuk kaum pria, bahkan kaum wanita juga sudah banyak yang memiliki kebiasaan merokok.

Banyak hal yang menjadi alasan mengapa seseorang menjadi perokok, diantaranya: Coba-coba, dari biasa menjadi terbiasa. Mungkin itu ungkapan yang cocok bagi mereka yang awalnya hanya mencoba-coba untuk merokok, namun lama-kelamaan menjadi kebiasaan. 
Rasa ingin di terima oleh kelompok, teman pergaulan merupakan salah satu faktor seseorang menjadi perokok. Rasa ingin di akui sebagai anggota kelompok membuat mereka mengikuti kebiasaan yang sudah ada di kelompok tersebut. Salah satunya yaitu merokok. 
Penghilang stres,Manusia hidup selalu ada masalah di dalamnya, mulai dari yang sifatnya ringan hingga yang berat. Ketika masalah sulit untuk di hadapi, terkadang mengakibatkan sebagian orang stres. Banyak cara yang mereka lakukan untuk menghilangkan stres ini, ada yang mendengarkan musik, pergi berlibur, menonton film, dan ada juga yang merokok. Sebagian mereka menganggap dengan menghisap asap rokok akan membuat pikiran sedikit santai.
Ikut-ikutan, seorang akan cenderung merokok apabila lingkungannya merokok. Misalkan saja orang tua yang merokok, maka kecenderungan anaknya ikut merokok juga tinggi. Atau ketika semua teman dalam lingkungannya merokok maka lama-kelamaan juga akan ikut-ikutan merokok.

Ketika seseorang sudah mancoba rokok sekali saja, maka nikotin akan 
menstimulasi cairan kimia yang mengendalikan rasa bahagia di dalam otak. Itu akan membuat seseorang ingin mencobanya lagi dan pada akhirnya akan kecanduan. Zat - zat kimia yang terkandung dalam rokok seperti Karbon monoksida, menyebabkan penyempitan pembuluh darah akan terjadi dimana-mana seperti di otak, di jantung, di paru, di ginjal, di kaki, di saluran peranakan, di ari-ari pada wanita hamil. 
Nikotin, menyebabkan perangsangan terhadap hormon kathekolamin (adrenalin) yang bersifat memacu jantung dan tekanan darah. Jantung tidak diberikan kesempatan istirahat dan tekanan darah akan semakin meninggi, berakibat timbulnya hipertensi.
Tar, adalah sejenis cairan kental berwarna coklat tua atau hitam yang bersifat lengket dan menempel pada paru - paru dapat menimbulkan kanker pada jalan nafas dan paru-paru
Kadmium, adalah zat yang dapat meracuni jaringan tubuh terutama ginjal
Asam format, merupakan sejenis cairan tidak berwarna yang bergerak bebas dan dapat membuat lepuh
Hidrogen sianida, merupakan zat yang paling ringan, mudah menghalangi pernapasan dan merusak saluran pernapasan. Sianida adalah salah satu zat yang mengakibatkan kematian
Metanol, meminum atau menghisap methanol mengakibatkan kebutaan dan bahkan kematian.

Pada dasarnya, kebiasaan merokok sangat sulit dihentikan oleh para perokok. Tetapi, ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk membantu mengurangi bahkan menghentikan kebiasaan tersebut. Untuk langkah awal mulailah dengan cara meredam keinginan setiap kali kamu ingin merokok. Hasrat yang kuat lamanya sekitar 2 hingga 3 menit, umumnya timbul beberapa jam setelah kamu menghabiskan rokok terakhir. 
Jika kamu memang niat untuk berhenti merokok, maka berhentilah total. Jangan mengurangi jumlah batangnya atau mengganti rokoknya dengan kadar nikotin yang lebih ringan, seperti rokok jenis mild misalnya.
Minta pasangan, teman, dan keluarga yang merokok untuk tidak merokok di sekitar kamu.
Singkirkan semua hal yang dapat mengingatkan kamu tentang rokok.
Hindari makanan dan minuman yang kamu rasakan dapat mengundang selera untuk merokok. Sebagai contoh, minum kopi.
Memberikan sugesti pada pikiran bawah sadarmu mungkin dapat membantumu untuk meredam keinginan merokok. Coba ingatkan dan terus katakan dengan sungguh-sungguh dalam hati "saya sudah berhenti merokok". 

Maka dari itu ada baiknya kita menjauhi hal itu dan jangan pernah sekalipun memiliki keinginan untuk mencobanya. Dan apabila sudah terlanjur, cobalah untuk mengurangi dan menerapkan beberapa cara untuk berhenti merokok. 
Kesehatan itu mahal harganya, jagalah kesehatan dengan sebaik baiknya.